Fakultas Teknik Universitas Surabaya (FT Ubaya) menyelenggarakan Kuliah Tamu dengan judul “Agile For Industry 4.0”. Kuliah Tamu ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa terkait keuntungan menerapkan metode agile for industry dalam lingkungan kerja. Diselenggarakan secara luring di ruang Serbaguna Fakultas Teknobiologi (SGFTB) Ubaya Lantai 6, Kampus II Ubaya, Tenggilis. Kuliah Tamu dihadiri oleh ratusan mahasiswa FT Ubaya. Aria Bayu, selaku Director Dayspring Care (DSC) Bersama Indonesia hadir sebagai pembicara dalam Kuliah Tamu ini.
Membuka penjelasan materinya, Bayu menyampaikan bahwa industry 4.0 merupakan penyesuain proses teknologi yang berkembang beringinan dengan zamannya. “Keberadaan industri teknologi membuat perusahaan saling bersaing,” ucap Bayu. Hal ini dikarenakan semakin besar perusahaan, maka semakin sulit juga tantangan dan tanggung jawab yang didapatkan. Cara kerja agile pada DSC ini sendiri ialah dengan mendengarkan permintaan atau kebutuhan dari customer terlebih dahulu. “Developer kami akan memberikan sebuah ide yang sesuai dengan permintaan atau kebutuhan customer dahulu sebelum pengerjaan dimulai” ujarnya.
Lebih lanjut, konsep kerja agile di industri 4.0 sejatinya mengedepankan kepuasan customer sehingga proses pengerjaan yang dibutuhkan cukup panjang untuk bisa menyesuaikan dengan tingkat kesulitannya. “Kecepatan dalam pengerjaan produk nantinya akan disesuaikan dengan kerumitan produk dan jumlah feedback yang diberikan oleh customer,” ungkap Bayu. Penyampaian feedback yang jelas dan benar dapat membantu hasil dari kualitas produk. “Dalam menghasilkan produk yang berkualitas, kita membutuhkan feedback yang jelas, agar bisa diperbaiki atau ditambahkan,” papar Bayu.
Beralih pada aspek di dalam agile, Bayu menyampaikan tingkat kerumitan pengaplikasian story point dalam sistem kerja DSC. “Story point merupakan sebuah angka yang akan menentukan tingkat kerumitan task list.” ungkap Bayu. Setiap tingkatan story point akan semakin rumit dengan tingkat kesulitan task yang dihasilkan oleh estimasi. “Tingkat kesulitan dari task akan terlihat dengan kejelasan dari estimasi yang diberikan,” tutup Bayu.