Integrasikan Alat Pendeteksi Gerd dengan IoT, Tim Mahasiswa Ubaya Memenangkan Kompetisi Benmax 2025

Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Surabaya (FT Ubaya), yaitu Zizi Aulia Azzahra, Elisabet Maya Putri, dan Felicia Hartono memenangkan kompetisi Biomedical Engineering Smart Exhibition (Benmax) 2025 pada Minggu (05/10). Mereka membuat alat pendeteksi gerd yang terintegrasi dengan aplikasi yang dapat diakses melalui ponsel pintar.

Ketua tim, Zizi, memaparkan bahwa inovasi yang mereka namakan GERDmetric dilatarbelakangi oleh tingginya penderita gerd di Indonesia yang seringkali mendapatkan penanganan yang terlambat, sehingga membutuhkan alat pendeteksi yang akurat sebagai upaya preventif.

“Perbedaan dengan alat pendeteksi sejenis terletak pada akurasi yang tinggi karena menggunakan 2 indikator, yaitu air liur dan gas dari mulut. Hasil pengukurannya cepat dan langsung dapat diakses di perangkat ponsel pintar melalui aplikasi yang juga kami ciptakan sendiri,” jelasnya.

Ia menambahkan, jika hasil pengukuran menunjukkan indikasi gerd yang butuh ditangani, alat akan mengirim peringatan ke penderita, keluarga, dan rumah sakit melalui aplikasi, sehingga dapat ditangani sesegera mungkin.

Berkat inovasi ini, Zizi dan tim berhasil meraih juara 2 dan juara favorit kompetisi Benmax 2025. Menurut Zizi, hal yang paling berkesan selama proses mengikuti kompetisi ini adalah dukungan penuh yang diberikan oleh Ubaya. “Dukungan yang kami dapat mulai dari pendampingan dosen, akses laboratorium, hingga kebutuhan material dalam penciptaan alat,” ujarnya.

Sementara itu, Felicia menceritakan bahwa sempat terjadi kepanikan kecil sehari sebelum tahapan final. “Tiba-tiba, hasil pengukurannya berubah-ubah, padahal sebelumnya tidak pernah bermasalah seperti itu. Aplikasinya juga sempat mengalami gangguan, sehingga notifikasi peringatan tidak terkirim,” tuturnya. Meskipun demikian, tim berhasil mengatasi masalah tersebut dan menunjukkan performa terbaik keesokan harinya.

Maya menceritakan bahwa mereka memiliki kebanggaan tersendiri dalam kompetisi ini karena menjadi satu-satunya tim di tahap final yang anggotanya berasal dari universitas yang sama. “Kami sempat gugup melihat tim lainnya yang berasal dari berbagai universitas terbaik. Tapi, kami sangat bersyukur karena berhasil menunjukkan bahwa Ubaya mampu bersaing dengan kampus-kampus tersebut,” pungkasnya.

Maya  berharap, GERDmetric mendapatkan dukungan untuk dikembangkan lebih lanjut agar dapat dikenal lebih luas sebagai solusi praktis mendeteksi gejala gerd. Hal ini mengingat banyak segmentasi masyarakat yang akan terbantu atas keberadaan alat ini.

Sebagai informasi, Benmax merupakan kompetisi makalah ilmiah internasional dalam rangkaian kegiatan BEACON 2025 yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Biomedis Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).